Problem anak susah makan sangat sering terjadi, dari bayi sampai usia sekolah. Beragam masalah pun muncul. Tapi tak semua orangtua mengetahui penyebabnya.
F. Rene van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D. dalam buku mereka Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, menyebutkan bahwa banyak kaum ibu yang mengeluhkan anak balitanya yang sulit makan nasi, tetapi suka jenis makanan tertentu. Padahal di rumah sudah tersedia pelbagai masakan yang memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna, namun anak masih tak mau makan. Ternyata menurut Davin Chamberlain penulis Babies Remember Birth, yang dikutip dalam buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan ini, pada usia kehamilan delapan minggu indera perasa mulai muncul pada lidah bayi. Pada minggu kedua belas bayi sudah dapat menelan, dan pada usia dua puluh minggu sebelum kelahiran bayi sudah bisa mengecap rasa.
Sementara itu, demi memanjakan selera makannya yang terkadang tidak umum, ibu-ibu hamil sering hanya doyan makanan jenis tertentu- semisal mi bakso. Tidak heran bila anak balitanya menyukai mi saja karena pola makan ini sudah terbentuk saat ia masih dalam kandungan. Oleh karena itu, penting sekali bagi ibu-ibu hamil untuk mempertimbangkan secara seksama makanan yang dikonsumsinya agar masalah anak sulit makan tidak timbul setelah si bayi lahir..
6 bulan pertama sejak anak lahir, sangat dianjurkan agar anak hanya mendapatkan ASI ekslusif saja, tanpa makanan tambahan lainnya. Namun sejak bayi berusia 6 bulan, dianjurkan untuk mulai mendapatkan makanan tambahan, seperti jus buah, bubur susu atau biskuit. Masalahnya si bayi mungkin akan menyemburkan dan memuntahkan kembali makanannya. Di usia batita, anak mungkin akan mengemut atau tak mau menelan makanannya. Sementara di usia prasekolah anak mungkin hanya mau makan jenis makanan tertentu alias picky eater, makan sambil main games atau menonton tv. Sedangkan di usia 6-9 tahun anak cenderung memakan jajajan yang berkalori tinggi namun kurang nutrisi atau bahkan tidak bergizi sama sekali. Di tahapan selanjutnya, yaitu di usia 9-12 tahun, perilaku sulit makan semakin kompleks. Di usia ini anak sudah mulai memikirkan penampilan, sehingga walaupun di masa ini nafsu makan anak mulai membaik namun banyak yang khawatir badannya akan membulat, timbul jerawat dan sebagainya.
Sebenarnya penyebab anak sulit makan ini bisa ditelusuri. Pada bayi yang suka memuntahkan kembali makanannya, mungkin disebabkan karena pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) terlalu cepat atau malah terlambat. Selain itu, orangtua yang makan sambil menonton tv atau bahkan main games akan menjadi contoh buruk bagi anak. Begitu juga dengan jam makan orangtua yang tidak teratur dan penyajian makanan tanpa variasi, sehingga menyebabkan anak bosan karena yang dimakan sehari-hari hanya yang itu-itu saja.
Di usia 6 bulan, ketika anak sudah mulai diperkenalkan dengan makanan tambahan selain ASI, anak mengalami masa transisi. Masa ini bukanlah masa yang mudah bagi anak. Ini dikarenakan anak harus mulai makan makanan semi padat setelah sebelumnya sejak lahir sampai berusia 6 bulan ia hanya diberi ASI, makanan cair bergizi yang paling pas untuknya. Namun setelah ia berusia 6 bulan, ASI saja tak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, oleh karena itu dibutuhkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Masa pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) ini tak selamanya berjalan lancar. Banyak anak yang menolak untuk makan, dengan cara menyemburkan makanan, atau malah ada yang secara terang-terangan menolak dengan memalingkan muka, menutup mulutnya rapat-rapat, menangis keras atau memukulkan tangannya ke piring makan. Dalam menghadapi masalah ini setiap orangtua harus banyak bersabar dan jangan terburu-buru mencap anak “susah diurus”, “malas makan” dan sebagainya. Pelabelan buruk terhadap anak justru akan menimbulkan masalah yang baru dan tidak menyelesaikan masalah awal. Cobalah menyikapi masalah ini dengan kepala dingin, karena mungkin saja anak menolak justru karena organ-organ pencernaan di mulutnya belum siap menerima makanan yang diberikan. Apakah karena tekstur makanannya terlalu kasar, terlalu kental, atau porsinya yang terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan kemampuan menelan bayi.
Masalah anak sulit makan sungguh sangat beragam dan tidak sama pada setiap anak. Beberapa anak tidak mengalami masalah di masa-masa awal pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Namun setelah berlangsung 2 atau 3 bulan anakpun mulai berulah. Ini mungkin disebabkan anak bosan terhadap makanan yang tidak bervariasi, karena di usia ini anak sudah mengetahui dan pandai memilih rasa makanan yang disukainya. Selain makanan yang tidak bervariatif, bisa saja masalah ini terjadi karena si anak tidak menyukai sosok si pemberi makan, entah itu pengasuh, nenek, ayah atau bahkan ibunya sendiri. Di usia ini anak sudah mengerti ekspresi wajah dan sudah bisa merasakan nyaman atau tidak dengan orang yang berinteraksi dengannya. Sehingga perlakuan buruk yang ia dapatkan ketika pemberian makan itu akan menyebabkan ia melancarkan aksi mogok makan sebagai tanda protesnya.
Demikianlah beberapa penyebab mengapa anak susah atau bahkan tidak mau makan sama sekali. Masalah ini bukan masalah yang bisa kita biarkan begitu saja, karena jika dibiarkan tanpa ada penanganan yang baik, masalah ini akan berlarut-larut. Insya Allah pada tulisan berikutnya kita akan membahas kiat-kiat mengatasi anak susah makan. Wassalam.
Oleh : Ummu Ayyasy Ar-Rantisi
* Dari berbagai sumber
http://isykarima.com
No comments:
Post a Comment